Pelestarian Adat Istiadat Budaya Desa Keleman/Sedekah Bumi Dalam Rangka Peningkatan Produktivitas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tahun Anggaran 2025 Desa Wonoayu

Sidoarjo – wartanusa.net
Indonesia kaya akan keberagaman budaya dan tradisi. Salah satu contoh yang menarik adalah tradisi Keleman atau Sedekah Bumi Desa Wonoayu, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo.Tradisi ini tidak hanya memiliki nilai-nilai religius, tetapi juga mengandung makna ekologis dan kearifan lokal yang perlu dilestarikan.

Sedekah Bumi adalah tradisi yang memiliki akar dalam budaya Jawa dan unsur kepercayaan lokal. Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen dan keberkahan alam yang diberikan. Sedekah Bumi juga mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dan alam, di mana manusia diharapkan menjaga dan merawat alam sebagai bagian dari tanggung jawabnya.

Pemerintah Desa (Pemdes) Wonoayu berkolaborasi dengan petani gogol dan warga menggelar Keleman atau Sedekah Bumi di Kantor Desa setempat pada Jumat (17 Januari 2025). Sekitar pagi pukul 08.00 WIB undangan untuk selamatan tumpengan dan kue tradisional seperti gempo, pleret, cenil, klepon dan kue tradisional lainnya.

Undangan Pemdes Wonoayu kepada warganya terutama petani gogol untuk menggeler Keleman atau Sedekah Bumi dengan mengusung tema “Pelestarian Adat Istiadat Budaya Desa Keleman/Sedekah Bumi Dalam Rangka Peningkatan Produktivitas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tahun Anggaran 2025 Desa Wonoayu.

Antusias warga cukup tinggi dalam menghadiri Kelaman/Sedekah Bumi sekitar Pukul 07.30 WIB. Dengan membawa tumpengan dan kue tradisional. Mereka guyup rukun dan optimis mengikutinya dengan sakral. Perangkat Desa semua hadir, Kepala Desa (Kades) Wonoayu, Supriyadi, B.Sc juga memimpin langsung Kegiatan Kelaman/Sedekah Bumi selamatan untuk bersyukur kepada Allah SWT atas keberkahan dan keselamatan warga dan desaya.

Agar produktivitas pertanian bisa meningkat. Tidak ada gangguan hama wereng. Semua warga dihindarkan dari segala marabahaya. Doa selamatan dan Keleman/Sedekah Bumi dipimpin oleh H. Moch. Taufik Kaur Kesra Pemdes Wonoayu disampaikan dengan khitmad.

Setelah diberi doa, 3 buah tumpeng di berikan ke kantor Camat Wonoayu, Drs. H. imam Mukri, M.Si, Kapolsek Wonoayu dan Danramil Wonoayu, ini sebagai bentu hormat kepada Forum Pimpinan Kecamatan Wonoayu.

Malam Harinya, Pemdes Wonoayu menggelar Wayang Kulit semalam suntuk. Menghadirkan dalang dari Mojokerto. Dia adalah Dalang <span;>Ki Danu Supriadi Rembu Tengah. Pada malam hari, semua lembaga desa diundang, Ketua RT/RW, BPD, Paguyupan Petani Gogol dan warga. Camat Wonoayu, H. Imam Mukri, M.Si juga menyempatkan diri untuk menghadiri. Kades Wonoayu, Supriyadi, B.Sc dan Sekdes Wonoayu, Yusri Fanani menyambut hangat kehadiran Pimpinan Kecamatan Wonoayu tersebut.

Perayaan Keleman/Sedekah Bumi Desa Wonoayu tahun ini lebih meriah dan megah. Panggung wayang kulit menggunakan panggung rejing berukuran lebar 16 meter dan panjang 10 meter. Tampak gagah dan megah. Sound system nya juga berkelas suaranya merdu dan menggema merdu.

Kades Supriyadi sudah menjabat kepala desa Wonoayu selama 3 periode. Di eranya selalu melestarikan budaya Kelaman/Sedekah Bumi di Bulan Ruwah ini. Kades Supriyadi mengatakan meski sudah di zaman modern atau zaman globalisasi digitalisasi. Hormat untuk melestarikan Keleman/Sedekah Bumi dan Wayang Kulit tetap dilakukan.

“Meski sudah zaman modern dan digitalisasi. Pelestarian Adat Istiadat Budaya Desa tetap saya laksanakan,”ujar Kades Supriyadi.(adv/dar/nata/red)