Peringatan Hari Pahlawan di Sidoarjo: Penghargaan untuk PNS Berprestasi dan Pesan Kepahlawanan dari Pjs Bupati
Sidoarjo, Wartanusa.net – Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menggelar upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, yang berlangsung dengan khidmat di Alun-alun Sidoarjo pada Minggu (10/11) pagi. Upacara tersebut dipimpin oleh Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Sidoarjo, Muhammad Isa Ansori.
Pada kesempatan tersebut, penghargaan Satyalancana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia diberikan kepada sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam pengabdiannya. Penghargaan ini diberikan kepada PNS yang telah setia mengabdi dengan integritas, kedisiplinan, dan loyalitas terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Penerima penghargaan adalah mereka yang telah berbakti selama 10, 20, atau 30 tahun secara berturut-turut, dengan kecakapan dan pengabdian yang dapat menjadi teladan bagi rekan-rekan sejawat.
Beberapa PNS yang menerima penghargaan tersebut antara lain Kepala Dinas Permukiman, Cipta Karya, dan Tata Ruang (PCKTR) Sidoarjo, Ir. Mochamad Bachruni Aryawan, MM; Kepala Bagian Umum Setda Sidoarjo, Dra. Dana Riawati, M.Si; Kepala UPTD Puskesmas Gedangan, Sulastri; serta guru SDN Anggaswangi 2 Sukodono, Tasu Ah, S.Pd, M.Pd. Selain mereka, sejumlah PNS lainnya juga menerima penghargaan, seperti Varia Indah Subekti, A.Md.Gz dari UPTD Puskesmas Waru, Maskur dari SDN Berbek Waru, dr. Eko Budiyanto dari Puskesmas Kedungsolo Porong, Wiwik Srinis Purwatiningsih yang bertugas di Kecamatan Krian, dan Nancy Diana Rosita dari SDN Banjarbendo Sidoarjo.
Pjs. Bupati Sidoarjo, Muhammad Isa Ansori, juga membacakan sambutan dari Menteri Sosial RI yang menekankan pentingnya mengimplementasikan semangat kepahlawanan sesuai dengan tantangan zaman. Dalam sambutannya, ia menjelaskan bahwa semangat kepahlawanan pada masa kini berbeda dengan yang ada pada masa perjuangan kemerdekaan. Dulu, para pahlawan berjuang untuk mengusir penjajah, sementara kini semangat kepahlawanan harus diarahkan untuk memerangi kemiskinan, kebodohan, dan ketimpangan sosial yang masih menjadi tantangan utama bagi bangsa Indonesia.
“Semangat kepahlawanan harus diadaptasi untuk membangun kemakmuran masyarakat, menciptakan perlindungan sosial sepanjang hayat, dan mewujudkan kesejahteraan sosial yang inklusif untuk seluruh rakyat,” ungkap Muhammad Isa Ansori, seraya menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam membangun bangsa.
Pjs. Bupati juga menyampaikan bahwa kemajuan suatu bangsa tidak hanya dilihat dari aspek ekonomi, tetapi juga dari kemampuannya dalam mengelola permasalahan sosial. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk terus berbuat yang terbaik dengan meneladani nilai-nilai kepahlawanan dan menerapkan semangat kesetiakawanan sosial di lingkungan masing-masing.
“Kemajuan bangsa bukan hanya diukur dari pertumbuhan ekonominya, tetapi juga dari kemampuannya mengelola permasalahan sosial,” tambahnya.
Dalam konferensi pers yang digelar di Pendopo Delta Wibawa, Pjs. Bupati Sidoarjo, Muhammad Isa Ansori, juga menyampaikan bahwa Hari Pahlawan merupakan momentum bagi kita semua untuk mengukur kembali semangat kepahlawanan dan mengenang jasa para pahlawan. Ia mengungkapkan, pahlawan kita telah mengorbankan segalanya—jiwa, harta, dan keluarga—demi membangun dan memerdekakan Indonesia. “Sekarang kita sudah merdeka, maka sudah saatnya kita semua mengorbankan diri untuk negara, termasuk seluruh wartawan. Pekerjaan wartawan, sama mulianya dengan profesi lain. Karena itu, saya tidak pernah memandang suatu hal sebagai besar atau kecil. Yang penting adalah kita bersama-sama berusaha untuk membangun Sidoarjo,” ujar Muhammad Isa Ansori.
Pjs. Bupati juga menambahkan bahwa banyak pahlawan yang berasal dari kalangan wartawan. “Saya berharap teman-teman wartawan bisa turut serta dalam membangun negeri ini. Semua profesi, baik birokrasi maupun wartawan, memiliki perjuangan yang sama, yakni untuk membangun negara,” tegasnya. Ia juga menegaskan bahwa kritik dan masukan dari masyarakat akan diterima dengan baik, demi kemajuan bersama.
Pjs. Bupati juga menanggapi pertanyaan terkait keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Alun-alun Sidoarjo yang dilarang berjualan. Menurutnya, trotoar dan jalan raya seharusnya digunakan untuk lalu lintas dan pejalan kaki. “Jika mereka berjualan di sana, mereka sudah melanggar peraturan daerah. Selain itu, ketertiban dan keindahan kota juga pasti terganggu,” jelasnya. Ia menegaskan bahwa meskipun ia tidak anti terhadap keberadaan PKL, pemerintah telah menyediakan ruang khusus bagi mereka. “Di banyak kota besar dan kota-kota di Jawa Timur sudah ada yang lebih tertata, keberadaan PKL tidak dihilangkan, tetapi dilokalisir di tempat-tempat yang sudah disediakan,” tambahnya.
“Kami tidak alergi dengan PKL, tapi mereka harus berjualan di tempat yang sudah disediakan, bukan di trotoar atau jalan yang seharusnya untuk pejalan kaki dan lalu lintas. Kota yang tertata rapi adalah yang bisa memberikan ruang untuk semua,” jelasnya.
PIhaknya juga merespons keluhan masyarakat terkait kebersihan di Sidoarjo. Ia menyampaikan bahwa Pemkab Sidoarjo telah menggalakkan gerakan bersih-bersih bersama yang melibatkan banyak element bahkan anak sekolah di seluruh Sidoarjo. “Kebersihan memang membutuhkan upaya ekstra, dan saya berharap masyarakat, termasuk teman-teman wartawan, turut mendorong kesadaran untuk menjaga kebersihan,” ujarnya. Ia juga mengungkapkan pengamatannya terkait budaya buruk, seperti melihat pasangan suami istri yang membuang sampah sembarangan di selokan. “Budaya seperti ini harus dihentikan. Saya berharap wartawan bisa berperan dalam menyampaikan kebijakan pemerintah kepada masyarakat untuk membangun kesadaran akan pentingnya kebersihan,” tutupnya. (nata/dar/red)