Komisi C Sidak Pengelolaan Sampah di TPA Jabon
Sidoarjo – wartanusa.net
Di awal bulan Maret 2025, Komisi C DPRD Sidoarjo sidak pengelolaan sampah di TPA (Tempat Penampungan Akhir) Griyo Mulyo di Kecamatan Jabon. Wakil Rakyat Kota Delta Sidoarjo ini ingin melihat langsung perkembangan pengelolaan sampah yang dikelola secara modern oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo. Konon pengelolaannya nyaris tutup, namun bisa bangkit bahkan menjadi percontohan nasional.
Dalam kunjungan sidak mereka, Komisi yang membidangi lingkungan hidup dan Pembangunan ini dikomandani oleh H. Anang Siswandoko, ST selaku wakil ketua dengan rombongan anggota, Dr. H. Emir Firdaus, ST, MM, HM. Nizar, SH dan Muh. Zakaria Dimas, S,Kom. Kehadiran sidak mereka diterima dan disambut langsung oleh Kepala DLHK Sidoarjo, Dr. H. Bahrul Amig untuk memberikan penjelasan kepada para anggota dewan saat memberikan pertanyaan seputar pengelolaan sampah di TPA Jabon.
“Komisi C DPRD Sidoarjo berharap kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pemkab Sidoarjo menangani pengelolaan sampah bisa diluaskan lagi dari hulu sampai dengan hilir. Kami juga meminta dalam penanganan sampah agar melibatkan Pemerintah Desa (Pemdes) di Sidoarjo,”tegas Wakil Ketua Komisi C, H. Anang Siswandoko, ST usai sidak.
Lebih lanjut politisi yang juga Ketua Fraksi Gerindra DPRD Sidoarjo tersebut berkeinginan dalam pengelolaan sampah Pemkab Sidoarjo untuk memanfaatkan anggaran CSR (Coorporate Social Responsibility) dari 1500 lebih perusahaan yang ada di Kota Delta Sidoarjo. Baik itu Perusahaan yang berskala kecil, sedang dan besar. Dari hasil pembahasan, Komisi juga berancang-ancang untuk memikirkan menambahi dana penanganan sampah yang diposkan dalam Pemerintah Desa dan Kelurahan diseluruh Sidoarjo.
Seiring dengan kemajuan zaman, pertumbuhan permukiman penduduk, Perindustrian yang mengalami kemajuan pesat dan peningkatan jumlah penduduk, tentu saja akan menimbulkan dampak peningkatan sampah dan perlu penanganan yang krusial. Dengan anggaran yang sangat kecil, Komisi C akan merumuskan dan memperjuangkan penambahan anggaran untuk penanganan sampah hingga ketingkat desa/kelurahan.
Dijelaskan oleh anggota Komisi C, Muh. Zakaria Dimas Pratama, bahwa sesuai dengan data yang ia ketahui, pada Tahun 2024 anggaran penanganan sampah di Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) Sidoarjo minim sekali hanya Rp 2,16 miliar.
Anggota dewan muda yang juga menjabat sebagai Ketua HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Sidoarjo ini menerangkan bahwa anggaran mencakup seluruhnya sebesar Rp 50,1 miliar. Dari anggaran sebesar ini dimanfaatkan untuk belanja pegawai Rp 130,9 juta. Kemudian untuk belanja barang dan jasa sebesar Rp 34,1 miliar dan belanja modal sebesar Rp 15,7 miliar.
Lebih lanjut politisi Kota Delta yang menjabat Ketua Partai Nasdem (Nasional Demokrat) partai besutan Surya Paloh ini membeberkan, untuk porsi APBD sebesar Rp 34,9 miliar dan pendapatan dari Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) mencapai Rp 2, 24 miliar. Disisi lain, penggunaan anggaran untuk pengelolaan sampah hanya senilai Rp 2,16 miliar. “Ini jelas sangat minim sekali, bila dinilai anggaran sebesar itu masih kurang besar untuk penanganan sampah di seluruh wilayah Kabupaten Sidoarjo,”tandasnya.
Sebagai anggota Tim Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sidoarjo pihaknya siap mendorong penambahan anggaran ke Tim Anggaran (Timgar) Pemkab Sidoarjo. Dengan begitu, Dimas berharap, agar siklus penanganan sampah tertangani dengan baik, menyeluruh dan bisa menyelamatkan lingkungan. Sekaligus penanganan sampahnya ramah lingkungan dan tidak menimbulkan dampak pencemaran.
Begitu melihat secara langsung pengelolaan sampah di TPA Jabon, anggota dewan yang baru menjabat 2024 itu memberikan motivasi dan dorongan kepada DLHK Pemkab Sidoarjo untuk menangani pengelolaan sampah secara menyeluruh sekabupaten mulai dari sampah rumah tangga hingga industri untuk dikelola ke TPA Griyo Mulyo Jabon. Lantas bagaimana caranya? Salah satu usulan dan pandangannya adalah dengan melibatkan masyarakat dan Pemerintah Desa (Pemdes). Niscaya, penanganan dan pengelolaan sampah akan tertangani dengan baik dan terukur.
Pemkab Sidoarjo saat ini mempunyai dan membangun sekiranya 111 Tempat Pengelolaan Sampah Reuse Reduce Recycle (TPS3R) diseluruh desa yang ada di 18 Kecamatan. Oleh karena itu, Dimas sangat memberikan motivasi kepada DLHK sebagai motor penggerak digarda terdepan sebagai OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang ahli dalam penanganan sampah.
“Mohon utamakan untuk melibatkan masyarakat dan pemerintah desa dalam pengelolaan sampah,”cetusnya.
Politikus muda yang merangkap sebagai Ketua Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Kabupaten Sidoarjo ini, lagi-lagi memberikan wawasan yang cemerlang, atas keterlibatan Masyarakat dan pemerintah desa tersebut nantinya akan memegang peranan penting dan bisa memegang peran kunci penting dalam penanganan sampah yang berkelanjutan di masa mendatang hingga anak cucu kelak.
Sebab, penanganan pengelolaan sampah mulai dari sampah rumah tangga dan sampah industri ter;ebih dahulu harus dipilah-pilah. Sebelum diangkut ke TPA Griyo Mulyo Jabon yang nantinya dipastikan akan menjadi tumpukan sampah yang tak berguna. Kalau terlebih dahulu dilakukan filter dan penyortiran, sampah-sampah tersebut akan ada yang bermanfaat untuk perekonomian. Bermanfaat bagi para pengelola sampah untuk sebagai mata pencaharian bagi keluarganya.
“Saran dan pendapat kami dengan mengajak masyarakat desa dalam penanganan sampah di Kabupaten Sidoarjo ini bisa menjadi bagian solusi tersendiri. Solusi tersebut akan bisa sampai nanti dan menjadi nilai ekonomis bagi keluarga sang pemilah dan pengelola sampah,”ungkap Dimas.
Sambil bekerja dan berjuang untuk mengelola sampah, maka akan tercipta roda kehidupan yang harmonis di setiap desa atau kelurahan hingga Tingkat RT/RW yang menampung sampah dengan mendirikan Bank Sampah. Sampah-sampah yang sudah dipilah-pilah oleh Masyarakat akan dijual kepada Bank Sampah. Menghasilkan cuan untuk meningkatkan taraf hidup keluarga. Akhirnya bisa bertumbuh kembang pesat karena perputaran uang pengelolaan sampah akan sangat bernilai harganya kelak.
“Masyarakat nantinya akan memperoleh edukasi tentang bagaimana caranya membuang sampah tidak sembarang. Namun sampah bisa dikelola dengan baik yang bisa menghasilkan uang,”papar Dimas.
Pendapat lain disampaikan oleh Dr. H. Emir Firdaus, ST, MM, ia mengatakan bahwa pasca melihat langsung pengelolaan sampah di TPA Griyo Mulyo Jabon, penanganan dan pengelolaan sangat professional. Dalam pengelolaan sampah memang dibutuhkan campur tangan antara pemerintah dan Masyarakat. Terutama perihal pendanaan yang harus didukung dan didorong oleh legislative sebagai bagian pemerintah yang bisa merekomendasikan buggeting (anggaran).
“Dari segi pengelolaan, nantinya sang pengelola dari Masyarakat bisa menjadikan obyek penanganan sampah menjadi mata pencaharian yang layak bagi keluarganya,”ungkap mantan Wakil Ketua DPRD Sidoarjo dari Fraksi PAN (Partai Amanat Nasional) ini.
Disisi lain, Pemkab Sidoarjo sudah menjalin kerja sama dengan China Water Industry (CWI) Group Limited dalam pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Griyo Mulyo, Jabon. H. Emir sapaan akrab anggota Komisi Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup ini sangat senang karena mendengar kabar Pemkab Sidoarjo bekerjasama dengan CWI bisa mengelola sampah yang menumpuk di TPA Jabon tersebut akan diolah menjadi gas metana untuk dikonversi menjadi energi listrik.
“Ini suatu Kerjasama yang sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak. Asalkan tidak ada bahaya dan dampak negative bagi lingkungan,” harap H. Emir.
H. Emir menyambut baik kerja sama ini dan menilai bahwa teknologi pengelolaan sampah di Tiongkok dapat menjadi solusi bagi Sidoarjo.
“Kami melihat dan menilai di China itu luar biasa dalam mengelola sampah, semoga saja dalam Kerjasama di Sidoarjo bisa terwujud dan terlaksana dengan baik,”terangnya.
Sampah masih menjadi masalah utama di Sidoarjo, sehingga diperlukan inovasi dalam pengelolaannya. Dia berpesan, agar sistem Landfill Gas to Energy (LFG) yang akan diterapkan di TPA Griyo Mulyo dapat membantu mengatasi permasalahan tersebut sekaligus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dapat menambah kemakmuran perekonomian masyarakat dan kemajuan pembangunan di Sidoarjo.
Lebih lanjut menurut anggota dewan yang terpilih dari Dapil 2 (Daerah Pemilihan 2) Candi, Tanggulangin, Porong dan Jabon ini sangat beropsesi penanganan sampah di wilayah kabupaten Sidoarjo bisa tertangani dengan baik. Semua berjalan lancar, termasuk kerjasama pengelolaan sampah dengan China.
“Kalau presentasi pengelolaan sampah dari China bisa terealisasi. Yang memproses sampah menjadi gas metana dan yang konon bakal dikonversi menjadi energi Listrik, inikan sangat luar biasa. Selain dikelola dengan baik, pengelolaannya malah menghasilkan produk baru yang bermanfaat,” jelas H. Emir.
Diungkapkan oleh anggota Komisi C lainnya, HM. Nizar, SH, ia menegaskan bahwa pembangunan sistem LFG di TPA Griyo Mulyo Jabon akan segera dilakukan setelah Feasibility Study (FS) selesai. Politisi Fraksi Golkar dari Dapil 4 (Krian, Balongbendo dan Tarik) ini menekankan bahwa pengelolaan sampah merupakan tantangan serius bagi Indonesia, terutama dengan target zero waste pada 2045. Namun, dengan dukungan dari berbagai pihak, ia optimistis target tersebut dapat dicapai.
Soal persampahan ini juga memperoleh dukungan dari pemerintah pusat. Terlebih dapat dukungan dari Presiden Prabowo yang juga berkomitmen terhadap isu persampahan ini demi kebaikkan Bangsa dan Negara Indonesia.
CWI Group Limited telah bertemu langsung dengan petinggi Pemkab Sidoarjo untuk mempresentasikan teknologi berbasis LFG ini. Teknologi tersebut memanfaatkan gas metana dari pembusukan sampah sebagai sumber energi Listrik.
“Saya berharap dapat menjadi solusi inovatif dalam pengelolaan sampah di Sidoarjo,”pinta HM. Nizar.
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Griyo Mulyo Kecamatan Jabon memiliki manajemen pengelolaan sampah yang modern dan memiliki banyak inovasi.
“Kini tempat tersebut menjadi rujukan pembelajaran tingkat nasional. Kerjasama tersebut harus disupport oleh legislative baik segi anggaran dan segi moril,”tuturnya.
HM. Nizar yang menjabat sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Sidoarjo juga ingin memberikan gagasannya, ide yang positif bagi Masyarakat Sidoarjo untuk pengelolaan sampah yang baik. Selain itu juga memberikan penghasilan kerja guna meningkatkan perekonomian warga Sidoarjo.
“Bank-bank sampah di Desa/Kelurahan perlu dibangun dan dimodali untuk menampung memilah sampah dari warga. Warga juga semangat karena sampah rumah tangga dan sampah industry bisa menjadi penghasilan,”pungkasnya. (adv/dar/nata/red)