Hanung Bramantyo Tuntut Akuntabilitas Pemerintah: “Dukungan Saya Bukan untuk Person, Tapi untuk Visi-Misi”
Jakarta, Wartanusa.net – Sutradara ternama Hanung Bramantyo baru-baru ini mencurahkan kekecewaannya melalui pernyataan yang diunggah di akun media sosialnya, mengungkapkan ketidakpuasan mendalam terhadap pemerintah dan penegakan hukum di Indonesia. Dalam pernyataan tersebut, Hanung menegaskan bahwa dukungannya pada pemilihan presiden 10 tahun lalu tidak didasarkan pada sosok individu, melainkan pada visi-misi yang menawarkan pemerataan ekonomi, pembangunan infrastruktur, dan stabilitas keamanan.
Hanung menyatakan bahwa meskipun banyak pendukung calon presiden yang meminta posisi penting setelah pemilu, dirinya tidak pernah mengajukan permintaan serupa. Ia mengingatkan bahwa saat dirinya diundang ke Istana, ia menyarankan penambahan kurikulum film dan media di sekolah-sekolah untuk meningkatkan literasi visual dan mengurangi dampak hoaks. Namun, setelah usulan tersebut, interaksinya dengan pihak Istana berakhir, dan ia kembali fokus pada pekerjaannya di industri film.
“Saya diajarkan oleh bapak saya cara mendukung capres dengan sederhana: MENGAPRESIASI DAN MENGKRITIK. Saya akan menghargai jika ada kerja nyata, dan saya akan mengkritik se-tajam mungkin jika terjadi penyimpangan,” tulis Hanung. Ia menegaskan bahwa meskipun terdapat rasa kecewa dan kemarahan terhadap perkembangan politik saat ini, terutama sejak periode kedua pemerintahan yang melibatkan skandal Mahkamah Konstitusi, ia tetap merasa tidak menyesal atas pilihannya.
Hanung juga mengkritik penegakan hukum yang dinilainya tidak konsisten dan berbanding terbalik dengan prinsip keadilan. “Saya merasa sedih, marah, dan kecewa dengan kondisi hukum yang semakin absurd. Namun, saya tidak menyesal karena saya sadar yang saya pilih bukanlah sosok tanpa cela. Sejarah menunjukkan bahwa ketika seseorang berada di posisi kekuasaan, mereka bisa merasa memiliki segalanya,” tulisnya.
Sutradara Terkenal Ungkap Kekecewaannya Terhadap Arah Pemerintahan dan Penegakan Hukum, Menegaskan Pentingnya Kritik dalam Demokrasi
Ia juga menegaskan pentingnya peran kritik dalam demokrasi, “Jika ada yang bertanya kenapa saya baru bersuara sekarang atau merasa menyesal, saya hanya ingin mengingatkan bahwa inilah demokrasi. Suara kita adalah bentuk kritik kita, bukan hanya dukungan membabi-buta. Saat kritik dibungkam, saatnya kita bergerak. Ketika demokrasi dirusak, kita harus melawan.”
Pernyataan Hanung ini mencerminkan ketidakpuasan yang meluas terhadap situasi politik dan hukum di Indonesia, serta menekankan bahwa kritik konstruktif adalah bagian penting dari proses demokrasi yang sehat. Hanung berharap bahwa suara dan tindakan kritisnya dapat mendorong perubahan positif di masa depan. (nata/dar/red)