Mengatasi Batuk dengan Bijak: Panduan Menggunakan Obat Batuk OTC Secara Efektif
Sidoarjo, Wartanusa.net – Secara umum, meskipun batuk bukan hal yang seharusnya dikhawatirkan, namun juga tidak boleh disepelekan, terutama jika berlangsung lebih dari dua minggu atau disertai gejala tambahan seperti kesulitan bernapas. Batuk adalah refleks alami tubuh untuk membersihkan tenggorokan dari lendir atau iritan asing. Diperkirakan, batuk adalah gejala medis yang paling umum terjadi.
Dalam sebagian besar kasus, batuk dapat diatasi dengan obat batuk over-the-counter (OTC) yang dijual bebas, yang mampu memberikan pertolongan pertama untuk meredakan gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama pada situasi-situasi penting seperti saat berkomunikasi verbal. Batuk yang terjadi bisa dipicu oleh banyak faktor, termasuk stres dan kondisi psikologis tertentu.
Fenomena ini juga ditemui pada Dustin Tiffani, yang dikenal dengan kebiasaannya yang unik dalam berkomedi. Meskipun telah berkonsultasi dengan dokter dan hasil pemeriksaan menyatakan tidak ada masalah kesehatan yang serius, Dustin sering kali mengalami batuk.
“Sudah pernah diperiksa rontgen, namun dokter mengatakan tidak ada masalah,” ungkap Dustin.
Menurut dr. Gia Pratama, dokter umum sekaligus kepala instalasi gawat darurat (IGD) RS Prikasih menyampaikan dalam unggahannya di media sosial ketika membicarakan batuk dalam rangka mengomentari Dustin Tiffani di Podcast Warung Kopi (PWK), batuk seperti yang dialami Dustin bisa disebabkan oleh reaksi tubuh terhadap stres kronis atau kondisi emosional tertentu.
“Batuk psikis bisa terjadi karena sensitivitas otot-otot di saluran napas yang meningkat akibat stres atau cemas,” jelas dr. Gia.
Dokter Gia juga menjelaskan bahwa sebagai opsi pertama, segera redakan batuk dengan mengonsumsi obat batuk OTC.
“Ketika mengalami batuk yang berkepanjangan tanpa gejala lain yang menyertai, segera periksakan untuk cek apakah batuk termasuk batuk psikis atau bukan. Bisa juga dengan melakukan relaksasi dan meditasi supaya mengurangi rasa stres atau cemas yang dapat menimbulkan batuk. Konsumsi juga makanan yang membuat lebih rileks yang bisa menghangatkan dan melegakan tenggorokan, seperti jahe, peppermint, atau jeruk nipis. Namun, agar dosisnya tepat, masyarakat bisa meminum obat batuk OTC dengan kemasan satu dosis, selain lebih aman, juga praktis dan mudah dibawa jika perlu,” jelas dokter Gia.
Dilansir dari hasil siaran pers yang dikirim kepada wartanusa.net, dr. Patriotika Ismail, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam di RS EMC Cikarang menambahkan bahwa batuk yang berlangsung lama dan tidak kunjung sembuh bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius, seperti infeksi virus atau dampak lingkungan seperti polusi udara.
“Paparan polusi, asap rokok, udara dingin, bisa menyebabkan rasa gatal di tenggorokan dan batuk. Apalagi di musim pancaroba seperti sekarang, batuk dapat berasal infeksi virus pada saluran pernapasan, yang biasa dikenal dengan batuk pilek. Pemicunya bisa berasal dari aktivitas di tempat umum, karena daya tahan tubuh menurun dan suhu udara yang dingin,” jelas dokter Rio.
Pada siaran pers yang sama, dr. Elizabeth Angelina, dokter medis PT Bintang Toedjoe juga turut menjelaskan swamedikasi (red: pengobatan mandiri) memang bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat batuk OTC, namun tetap harus memperhatikan dosis anjuran.
“Formulasi kandungan obat batuk OTC memang dibuat untuk meredakan batuk berdahak maupun kering, dengan mengencerkan cairan dalam batuk berdahak, melawan virus, serta menahan reflek ketika batuk. Konsumsi obat yang direkomendasi yakni 3 kali sehari, 1 sampai 2 sachet untuk dosis orang dewasa,” pungkas dr. Elizabeth Angelina.
Mengonsumsi obat batuk OTC dengan tepat dosisnya merupakan langkah bijak dalam mengatasi batuk secara efektif. Obat OTC idak hanya dapat ditemukan dengan mudah di berbagai tempat, tetapi juga dirancang untuk memberikan bantuan cepat dan praktis dalam menjaga kelancaran aktivitas sehari-hari. (nata/dar/red)