Kronologi Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang: Saksi Mata Ceritakan Detik-Detik Menghindari Mobil Terlempar

Jakarta, Wartanusa.net — Meidianson Reinaldo Benung, pemilik mobil Honda Brio putih bernomor polisi D 1813 XGW, menjadi salah satu saksi mata dalam kecelakaan beruntun yang terjadi di Tol Cipularang, tepatnya di Kilometer 92, kemarin sore (11/11). Dalam wawancaranya dengan tim Wartanusa.net dihubungi melalui whatsapp, Selasa (12/11) siang, ia menceritakan detik-detik menegangkan ketika mobilnya hampir terlibat dalam peristiwa kecelakaan tersebut.

Menurut Meidianson, video CCTV yang beredar di media sosial, khususnya di Twitter/X, menunjukkan momen ketika mobil Brio putihnya berhasil menghindari sebuah kendaraan yang terlempar ke jalur berlawanan setelah terlibat kecelakaan. Ia mengonfirmasi bahwa mobil yang terlihat dalam video tersebut adalah miliknya.

“Iya, kemarin saya berada di lokasi saat kecelakaan beruntun terjadi. Saya mengendarai mobil Brio putih dari arah Jakarta menuju Bandung. Mobil yang saya hindari adalah kendaraan yang terlempar ke jalur sebelah, mobil saya bukan mobil Brio putih yang searah dengan truk tronton tersebut,” ujar Meidianson.

Meidianson, yang sehari-hari tinggal di Bandung, menjelaskan bahwa ia pulang dari Bandara Soekarno-Hatta untuk menjemput anaknya yang sedang liburan sekolah di Singapura. Peristiwa kecelakaan tersebut terjadi saat ia dalam perjalanan pulang.

Meidianson menceritakan bahwa kondisi jalan saat itu cukup licin akibat hujan deras yang baru saja mengguyur wilayah tersebut. Beberapa bagian jalan bahkan masih terlihat basah karena air hujan. Selain itu, terdapat perbaikan jalan di beberapa titik, baik dari arah Bandung maupun Jakarta.

“Saat berada di kilometer 92, kendaraan-kendaraan mulai melambat karena adanya perbaikan jalan. Tiba-tiba, dari jauh saya melihat truk tronton melaju dengan kecepatan tinggi di jalur kanan, mendekat tanpa terlihat ada upaya pengereman. Sebelum terjadi tabrakan, saya sempat berteriak ‘tabrakan!’ sehingga istri dan anak saya yang ada di dalam mobil pun langsung memperhatikan kejadian itu, kami bertiga di dalam mobil,” ujarnya.

Truk tronton yang melaju dengan kecepatan tinggi sempat membanting stir ke kiri menuju jalur tengah. Namun, jalan di jalur tersebut sudah padat dengan kendaraan. Akibatnya, truk tersebut menabrak beberapa mobil di depannya, menyebabkan kendaraan-kendaraan terdorong ke sisi kiri dan kanan jalan.

Salah satu mobil yang berada di barisan keempat dari belakang terlempar ke jalur berlawanan dan hampir menabrak mobil Meidianson yang datang dari arah berlawanan. “Untung saja saya sempat menghindar. Kalau tidak, bisa saja kami terlibat dalam kecelakaan yang lebih parah,” kata Meidianson.

Meski tidak memiliki kamera dasbor (dashcam), Meidianson menggambarkan bahwa benturan yang terjadi sangat keras. Hal ini terlihat jelas dari rekaman CCTV yang beredar, yang menunjukkan kendaraan-kendaraan di jalur sebelah mengurangi kecepatan akibat suara benturan tersebut.

Menurut Meidianson, kejadian itu berlangsung sangat cepat. Ia tidak mengira akan ada mobil yang akan terlempar dijalurnya. “Kejadiannya cepat. Ga ngira juga bakal ada yang kelempar ke sebelah. Sempat bengong tertegun, tapi reflek menghindar ke kiri,” ujarnya.

Setelah kejadian, Meidianson dan keluarganya sempat turun dari mobil untuk memastikan keadaan. “Tangan dan kaki saya gemetar, anak saya juga ikut turun, sedangkan istri saya masih syok di dalam mobil,” kata Meidianson. Ia juga mendengar banyak suara rintihan minta tolong dari para korban di mobil yang terjebak di lokasi kecelakaan, membuatnya semakin merinding.

Saat itu, banyak pengendara yang berhenti di bahu jalan untuk membantu korban, namun Meidianson menyadari bahwa berhenti terlalu lama di lokasi bisa berbahaya. “Kami khawatir akan ada kendaraan lain, seperti truk, yang mengalami rem blong dan menyebabkan kecelakaan lagi. Petugas juga sudah mulai menertibkan jalur, jadi kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan,” ujarnya.

Meskipun banyak korban yang selamat dan sudah keluar dari mobil, Meidianson menyebutkan bahwa banyak juga korban yang masih terjebak di dalam kendaraan. “Menurut saya, ada belasan hingga dua puluhan mobil yang rusak parah. Banyak korban yang selamat dari yang tidak terjebak, berhamburan keluar dari mobil dan duduk di pinggir jalan tol. Namun, masih banyak juga yang terjebak di dalam kendaraan. Suara teriakan minta tolong terdengar dari beberapa mobil. Saya tidak tahu pasti jumlah korban, karena masih banyak yang belum bisa dievakuasi karena terjebak. Beberapa mobil bahkan masih bertumpuk-tumpuk,” ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan perasaannya, bahwa ia dan keluarganya masih syok dan trauma. “Hingga malam di rumah, saya masih terbayang peristiwa tersebut dan tidak bisa tidur. Di sisi lain, saya bersyukur kepada Tuhan karena selamat dan terhindar dari maut,” ucapnya.

Meidianson juga mengungkapkan rasa syukurnya karena ia dan keluarganya selamat dari peristiwa mengerikan tersebut. “Saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena kami selamat. Kalau saya pikir-pikir, bukan refleks saya yang bisa menghindari mobil yang terlempar ke arah kami, tetapi itu semua adalah berkat dan pekerjaan Tuhan,” ungkapnya.

Ia juga berharap kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan. “Kecelakaan seperti ini sudah sering terjadi di jalan tol. Semoga ada regulasi pemerintah yang bisa membuat jalan tol lebih aman bagi semua pengguna jalan,” tutup Meidianson. (nata/dar/red)