Bupati Sidoarjo Tinjau Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni di Kecamatan Candi

Sidoarjo, Wartanusa.net – Bupati Sidoarjo H. Subandi turun langsung meninjau sejumlah rumah tidak layak huni (RTLH) di Kecamatan Candi, Rabu (29/10/2025). Didampingi Dinas Sosial dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sidoarjo, ia memastikan bantuan bagi warga kurang mampu benar-benar sampai ke tangan yang berhak.
Kunjungan itu bukan sekadar agenda seremonial. Bupati Subandi menegaskan, kegiatan tersebut merupakan bentuk keseriusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo dalam mempercepat penanganan kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi warga yang tinggal di rumah rusak berat.
“Kami ingin memastikan warga yang tinggal di rumah tidak layak huni segera mendapatkan tempat tinggal yang aman dan sehat. Ini bukan soal rumah saja, tapi soal martabat dan keselamatan keluarga,” ujar Subandi di lokasi.
Dua rumah menjadi sasaran inspeksi kali ini: milik Nur Chamila di Desa Sepande dan milik Suharwiyono di Desa Jambangan. Keduanya tergolong rumah yang sangat memprihatinkan. Struktur bangunan rusak parah dan tidak memenuhi standar keselamatan.
Salah satu rumah yang menarik perhatian Bupati adalah milik Suharwiyono, seorang pengrajin kerupuk di Desa Jambangan. Rumah sederhana itu sempat ludes terbakar pada 2022. Karena keterbatasan ekonomi, Suharwiyono hanya mampu memperbaiki bagian atap seadanya, sementara dinding dan lantai masih rusak berat.
Melihat langsung kondisi tersebut, Subandi langsung menginstruksikan agar perbaikan segera dilakukan. “Pemkab Sidoarjo akan berkolaborasi dengan Baznas dan Dinas Sosial untuk memperbaiki rumah Pak Suharwiyono. Kami ingin bantuan ini benar-benar dirasakan warga yang membutuhkan,” tegasnya.
Menurut Subandi, percepatan bantuan sosial menjadi prioritas Pemkab Sidoarjo. Ia tak ingin warga miskin dibiarkan tinggal di rumah yang nyaris roboh. “Kita tidak boleh menunda lagi. Begitu laporan masuk dan dinyatakan layak dibantu, proses perbaikan harus segera dimulai,” ujarnya.
Ia menambahkan, program perbaikan RTLH bukan kegiatan seremonial, melainkan langkah nyata menurunkan angka kemiskinan ekstrem di Sidoarjo. Tahun ini, Pemkab bersama Baznas menargetkan puluhan rumah warga tidak layak huni bisa diperbaiki.
“Program ini kami jalankan dengan prinsip transparansi. Dana yang bersumber dari zakat, infak, dan sedekah masyarakat akan disalurkan tepat sasaran. Rumah Pak Suharwiyono dan Bu Nur Chamila menjadi prioritas bulan ini,” kata Subandi.
Ia memastikan, setiap rupiah dana umat yang dikelola Baznas harus memberi dampak nyata bagi masyarakat. “Ini bagian dari kepedulian sosial. Kita ingin zakat dan sedekah benar-benar membantu warga keluar dari kesulitan hidup,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Subandi juga menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor. Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat harus berjalan bersama. “Kami tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan dari CSR perusahaan dan partisipasi warga sangat dibutuhkan untuk mempercepat penanganan RTLH di Sidoarjo,” ujarnya.
Menurutnya, Pemkab sudah menyiapkan mekanisme verifikasi cepat. Setiap laporan rumah rusak berat akan langsung diverifikasi oleh petugas di lapangan agar bantuan bisa segera diberikan. “Saya tidak ingin ada warga yang tidur di rumah hampir roboh sementara pemerintah hanya menonton. Kita harus turun langsung dan bekerja cepat,” tegasnya.

Bupati juga meminta para kepala desa dan lurah aktif melaporkan warganya yang rumahnya rusak berat agar segera mendapat penanganan. “Saya ingin semua pihak di tingkat desa ikut terlibat. Jangan sampai ada warga luput dari perhatian,” ucapnya.
Selain dari pemerintah, Subandi mengajak masyarakat menjaga semangat gotong royong di tengah kehidupan modern. Ia mengingatkan bahwa solidaritas sosial adalah kekuatan utama bangsa.
“Kalau ada tetangga yang rumahnya rusak atau terbakar, jangan hanya kasihan. Kita bantu semampunya. Pemerintah hadir, tapi kebersamaan warga juga penting,” tuturnya.
Melalui gerakan kolaboratif ini, Subandi optimistis persoalan rumah tidak layak huni di Sidoarjo bisa diselesaikan lebih cepat dari target. “Kalau semua pihak bergerak bersama, insyaallah tidak ada lagi warga Sidoarjo yang tidur di rumah bocor atau dindingnya nyaris roboh,” katanya.
Renovasi rumah milik Suharwiyono dan Nur Chamila dijadwalkan dimulai November 2025. Pemkab ingin pekerjaan segera rampung sebelum musim hujan. “Kita tidak bisa menunda lagi. Keluarga ini harus segera mendapatkan tempat tinggal yang aman dan nyaman,” ujar Subandi.
Suharwiyono, sang pemilik rumah, tampak haru saat mendengar kabar rumahnya akan direnovasi. Ia menuturkan, sejak kebakaran dua tahun lalu, ia hanya mampu memperbaiki bagian atap karena keterbatasan ekonomi.
“Saya cuma bisa memperbaiki sedikit demi sedikit. Dinding dan lantainya masih banyak bekas kebakaran,” ucapnya pelan. “Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Bupati Sidoarjo, Baznas, dan semua pihak yang peduli. Bantuan ini sangat berarti bagi keluarga saya.”
Ia berharap bantuan yang diberikan tidak hanya membuat rumahnya lebih layak, tapi juga memberi semangat baru bagi keluarga untuk bangkit. “Semoga rumah ini nanti bisa jadi tempat tinggal yang lebih aman, nyaman, dan tenang bagi kami,” tambahnya.
Langkah cepat Bupati Subandi disambut positif warga sekitar. Mereka menilai kehadiran bupati di lapangan menjadi bukti nyata kepedulian pemerintah terhadap warganya. “Selama ini banyak yang hanya janji. Tapi Pak Bupati datang sendiri dan langsung bertindak,” kata seorang warga yang ikut menyaksikan kunjungan itu.
Pemkab Sidoarjo menargetkan program perbaikan rumah tidak layak huni ini dapat menjangkau seluruh kecamatan secara bertahap, dengan skema pendataan berlapis agar tidak ada warga miskin yang terlewat dari bantuan. Setiap laporan dari desa akan diverifikasi oleh tim gabungan dari Dinas Sosial, Baznas, dan perangkat kecamatan, sehingga proses penyaluran bantuan bisa dilakukan secara cepat dan tepat sasaran.
Kolaborasi antara pemerintah daerah, Baznas, dan masyarakat diharapkan menjadi kunci keberhasilan program ini. Tidak hanya mempercepat penanganan kemiskinan ekstrem, tetapi juga mendorong peningkatan kualitas hidup warga secara menyeluruh, mulai dari aspek kesehatan, kenyamanan tempat tinggal, hingga ketahanan sosial keluarga.
Bupati Subandi menegaskan, Pemkab Sidoarjo ingin memastikan bahwa setiap bantuan pembangunan rumah benar-benar memberi dampak jangka panjang bagi penerimanya. Pemerintah akan terus membuka ruang bagi partisipasi publik, baik melalui zakat, infak, sedekah, maupun dukungan dari dunia usaha lewat program CSR. Dengan gotong royong semua pihak, diharapkan kondisi hunian warga Sidoarjo akan semakin layak, aman, dan manusiawi.
“Ini bukan hanya soal membangun rumah, tapi membangun harapan, membangun rasa percaya diri, dan menumbuhkan kembali semangat hidup masyarakat yang sempat kehilangan segalanya akibat kemiskinan atau musibah,” tutup Subandi dengan nada optimistis. (dar/nata/red)

