Polije Dampingi UMKM Rahmad Handycraft Tingkatkan Teknologi Produksi dan Manajemen Usaha Pengrajin Kayu
Jember, Wartanusa.net – Politeknik Negeri Jember (Polije) terus memperluas kontribusinya dalam pengabdian kepada masyarakat. Salah satu program terbaru adalah pendampingan terhadap usaha kecil menengah (UKM) Rahmad Handycraft, pengrajin kayu asal Jember, yang difokuskan pada peningkatan teknologi produksi, pengelolaan manajemen usaha, hingga strategi pemasaran berbasis digital.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM). Proposal yang diajukan tim dosen Polije dengan judul “Peningkatan Kapabilitas Pengrajin Kayu melalui Teknologi Produksi dan Manajemen Usaha” berhasil lolos seleksi dan mendapat dukungan penuh untuk dijalankan.
Kolaborasi Dosen dan Mahasiswa
Tim pelaksana pengabdian dipimpin oleh Oryza Ardhiarisca, S.TP., M.P., dengan anggota tim Rahma Rina Wijayanti., S.E., M.Sc., Ak dan Cahyaning Nur Karimah, S.TP., M.P. Selain dosen, tiga mahasiswa juga dilibatkan secara aktif, yaitu Muhammad Hanip, Adelia Eka Puspita Ansori, dan David Indra Mukti.
Keterlibatan mahasiswa ini bukan hanya memberi pengalaman langsung tentang penerapan ilmu di lapangan, tetapi juga menjadi jembatan bagi mereka untuk memahami realitas dunia usaha kecil yang sering kali menghadapi keterbatasan teknologi dan manajemen.
Menurut Oryza Ardhiarisca, program ini tidak hanya berfokus pada satu aspek, melainkan mencakup berbagai persoalan yang kerap dihadapi pengrajin kayu, mulai dari efisiensi produksi, pengolahan limbah, pencatatan keuangan, hingga pemasaran digital. “Target utama kami adalah membantu Rahmad Handycraft meningkatkan kapasitas produksi sekaligus memperbaiki manajemen usaha, agar lebih siap bersaing di era digital,” ujarnya.
Inovasi Manajemen Usaha
Tahap awal kegiatan adalah pelatihan manajemen usaha, yang berlangsung pada 28 Juli 2025. Dalam sesi ini, tim memperkenalkan aplikasi pencatatan keuangan berbasis Android.
Aplikasi tersebut dirancang agar mitra dapat melakukan pencatatan keuangan secara real-time. Fitur yang tersedia meliputi dashboard, data produk, daftar pemasok, data pelanggan, hingga menu transaksi penerimaan dan pengeluaran.
Melalui aplikasi ini, pemilik usaha dapat memantau aliran kas dengan lebih akurat, termasuk pemasukan dari penjualan dan pengeluaran untuk pembelian bahan baku, gaji karyawan, maupun biaya operasional lainnya. Materi pelatihan disampaikan oleh Rahma Rina Wijayanti yang menekankan pentingnya disiplin pencatatan sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis.
Strategi Pemasaran Digital
Kegiatan kedua difokuskan pada pemasaran. Pada 11 Agustus 2025, Oryza Ardhiarisca memberikan pelatihan tentang pemanfaatan website dan media sosial.
Tim pengabdian membuatkan situs web khusus untuk Rahmad Handycraft dengan beberapa menu utama, antara lain home, cerita sukses, produk dan layanan, galeri, dan kontak. Selain itu, akun Instagram dan Facebook resmi juga dibuat untuk memperluas jangkauan pasar.
“Produk pengrajin lokal seperti Rahmad Handycraft memiliki nilai seni dan keunikan. Tantangannya adalah bagaimana menjangkau konsumen yang lebih luas melalui platform digital. Karena itu, kami membekali mitra dengan strategi pemasaran online,” jelas Oryza.
Peningkatan Teknologi Produksi
Aspek produksi tidak kalah penting. Pada 28 Agustus 2025, tim menyerahkan tiga mesin baru kepada mitra, yaitu mesin profil, mesin bor duduk, dan mesin bubut. Peralatan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi kerja sekaligus memperbaiki kualitas hasil produksi.
Selain itu, tim juga memberikan inovasi dalam pengolahan limbah kayu. Kulit kayu yang sebelumnya dianggap tidak bernilai kini dapat diolah menjadi kerupuk rambak, sehingga menambah peluang usaha baru sekaligus mengurangi limbah produksi.
Pada hari yang sama, dilakukan penandatanganan berita acara serah terima alat antara tim Polije dan pihak Rahmad Handycraft. Serah terima ini disaksikan langsung oleh dosen, mahasiswa, serta perwakilan mitra.
Pendampingan Berkelanjutan
Pelatihan yang diberikan tidak berhenti pada aspek teknis saja. Tim juga mendampingi mitra agar dapat benar-benar menguasai penggunaan aplikasi keuangan, website, media sosial, hingga pengoperasian mesin. Pendekatan ini dilakukan agar transfer teknologi tidak hanya bersifat seremonial, tetapi bisa diterapkan secara nyata dalam kegiatan usaha sehari-hari.
“Pelatihan ini penting agar teknologi yang diberikan tidak hanya tersimpan, melainkan digunakan secara maksimal. Harapan kami, Rahmad Handycraft semakin berkembang dan mampu meningkatkan daya saing produk kayu Jember,” kata Cahyaning Nur Karimah.
Harapan dan Dampak
Dengan adanya program pengabdian masyarakat ini, Rahmad Handycraft diharapkan mampu naik kelas dari usaha skala kecil menjadi usaha yang lebih profesional. Penerapan teknologi digital di bidang keuangan dan pemasaran diharapkan dapat membuka akses pasar yang lebih luas, sementara penggunaan mesin modern akan meningkatkan kapasitas produksi.
Pemilik Rahmad Handycraft menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian Polije. “Selama ini kami kesulitan dalam hal pencatatan keuangan dan pemasaran online. Dengan adanya aplikasi dan website ini, kami jadi lebih terbantu. Begitu juga dengan mesin-mesin baru, hasil produksi semakin rapi dan cepat,” ungkapnya.
Program ini juga menjadi bukti nyata bahwa perguruan tinggi tidak hanya berperan dalam pendidikan, tetapi juga menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi lokal.
Komitmen Polije
Polije menegaskan akan terus memperkuat sinergi dengan masyarakat, khususnya sektor usaha kecil menengah. Melalui kolaborasi dosen, mahasiswa, dan pelaku usaha, kampus berkomitmen untuk menghadirkan solusi nyata atas berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat.
“Pengabdian masyarakat adalah wujud tridarma perguruan tinggi. Kami ingin terus memberi manfaat nyata, khususnya dalam meningkatkan daya saing UMKM lokal,” tutur Oryza Ardhiarisca menutup keterangannya.
Dengan langkah ini, Rahmad Handycraft bukan hanya mendapat tambahan alat produksi, tetapi juga pengetahuan dan strategi baru untuk mengembangkan usaha. Upaya Polije ini diharapkan dapat menjadi contoh keberhasilan sinergi antara kampus dan dunia usaha, sekaligus memberi inspirasi bagi pengembangan UMKM di daerah lain. (nata/dar/red)