Paslon Usman-Mas Iin dan Mas Iin-Usman, Diprediksi Tokoh Masyarakat Sidoarjo Dapat Rekom dan Restu Gus Imin
SIDOARJO – Persaingan antar calon bupati dan wakil bupati Sidoarjo untuk merebut rekom DPP PKB semakin ketat. Banyaknya kontestan yang mendaftar di PKB, namun nama paslon (pasangan calon) Usman – Mas Iin (Achmad Amir Aslichin) diprediksi yang dapat rekom dan restu Gus Imin (Muhaimin Iskandar) Ketua DPP PKB untuk berlaga di Pilkada Sidoarjo.
Apalagi sejauh ini publik Sidoarjo cenderung memberikan sentimen positif atas penyatuan dua kader terbaik PKB tersebut. Setidaknya itu tersirat ketika duet Abah Usman, sapaan Ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo bersama Mas Iin, sapaan anggota DPRD Jatim yang juga putra Saiful Ilah, mantan Bupati Sidoarjo ini diwacanakan ke publik.
Ada dua versi pasangan Cabup dan Cawabup itu; pertama Usman sebagai Cabup dan Mas Iin sebagai Cawabup. Lalu versi kedua; Mas Iin sebagai Cabup dan Abah Usman sebagai Cawabupnya. Dua versi gambar itu sejak beberapa hari ini telah menghiasi berbagai platform media sosial,–apakah instragram, group berbagai komunitas di whatsapp, maupun diunggah berbagai grup di Facebok.
Tanggapan publik beragam. Ada yang menyangsikan dapat terwujud, ada pula yang memberikan tanda jempol,–representasi setuju. Respon memberi stiker jempol begitu mendominasi, dibanding mereka yang merespon negatif.
Pasangan Abah Usman yakni Mas Iin mempunyai nilai plus dimata PKB karena karomah Abah Saiful Ilah selama menjabat 2 periode wakil bupati dan 2 periode bupati Sidoarjo mampu merelakan tanahnya untuk kantor PCNU Sidoarjo juga sebagai Kantor PKB Sidoarjo di Jalan Airlangga Kota Delta Sidoarjo.
Bahkan di antara mereka,– sebagian besar komentar dengan penuh harapan, bahwa duet Abah Usman dan Mas Iin, menjadi pasangan yang serasi. Tidak hanya sebuah ‘perkawinan’ generasi tua dan muda, keduanya juga begitu populer di berbagai kalangan masyarakat dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Di kalangan kaum nahdliyin, mereka begitu ‘membumi’, Maklum Abah Usman dan Mas Iin, adalah kader terbaik NU yang berkarya melalui PKB. “Pasangan itu sudah bagus,” kata dr. Hidayatullah, tokoh muda NU . “Sampun sae niki,” tambah putra KH Hasyim Latief, yang sempat didorong untuk maju sebagai Cawabup melalui PKB, namun menolak dengan alasan masih ingin mengabdi di bidang profesional,–sebagai dokter maupun rektor di Universitas Ma’arif Hasyim Latief Taman, Sidoarjo.
Sementara Fatkhul Anam, Rektor Universitas NU Sidoarjo mengapresiasi semua tokoh yang daftar sebagai Cabup maupun Cawabup melalui PKB. “Saya kira semua Cabup-Cawabup yang daftar di PKB, bagus bagus. Di situ ada Pak Bandi, Pak Usman dan Mas Iin. Ketiganya saya kenal baik,” katanya kepada wartawan pada Senin (20/5) siang tadi.
“Dan kalau masyarakat menginginkan pasangan Pak Usman dan Mas Iin sebagai sebagai Cabup dan Cawabup, saya kira juga baik-baik saja,” tambah Fakhul Anam.
Lebih lanjut, Anam, sapaan tokoh akademisi Sidoarjo ini menekankan ada beberapa kreteria mendasar bagi pemimpin Sidoarjo. Di antaranya, benar-benar mempunyai integritas tinggi untuk membangun Sidoarjo ke arah lebih baik lagi.
“Ini artinya harus jujur, dan punya komitmen kuat menjalankan amanah rakyat. Termasuk jangan sampai kejadian selama ini,–terkait kasus korupsi, terulang lagi ke depannya. Apa yang terjadi sebelumnya harus menjadi pembelajaran berharga bagi pemimpin Sidoarjo ke depan,”harapnya.
Pandangan senada diungkapkan Sigit Setiawan, Ketua Forum Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Dia mengatakan, pemimpin yang dibutuhkan Sidoarjo ke depan adalah mereka yang peka terhadap persoalan di tengah masyarakat. Selain itu juga harus mempunyai kepedulian tinggi serta memberikan ruang kepada pihak mana pun,–tanpa pilih kasih, untuk diajak serta membangun Sidoarjo.
“Tanpa maksud mendeskreditkan cabup dan cawabup di PKB maupun partai lainnya, saya kira sosok Pak Usman memenuhi kreteria sebagai pemimpin Sidoarjo. Dia kader terbaik PKB dari unsur NU. Namun kiprahnya selama ini mampu merangkul semua komponen masyarakat,”ungkapnya.
Abah Usman itu orangnya terbuka dan komunikatif dengan siapa pun. Sehingga jika saat ini publik merespon positif atas wacana memasangkan Abah Usman dan Mas Iin, dinilai suatu yang wajar. Ini sebagai representatif sebuah harapan masyarakat Sidoarjo memiliki pemimpin yang baik.
“Saya kira Usman – Iin adalah suatu kombinasi yang luar biasa. Saya yakin keduanya akan mengambil hikmah dan pembelajaran berharga atas kejadian yang menimpah para bupati sebelumnya agar tidak akan terulang ke depannya,”pungkasnya. (dar/nata/red)