Menyusuri Jejak Sejarah dan Keindahan Pura Dalem Balingkang di Kintamani Bali
Kintamani, Bali – Wartanusa.net, Embun tipis masih menyelimuti lembah Kintamani ketika matahari pemalu menyapa dari ufuk timur dengan sinar lembut yang membelai wajah Pura Dalem Balingkang pada, Sabtu (02/12/2023).
Pura kuno ini, seperti permata yang tersembunyi, memancarkan pesona magis yang memukau terharap setiap orang yang berkesempatan mengunjunginya. Pura ini terletak di kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.
Udara pagi yang sejuk menusuk kulit, serta membawa aroma dupa yang harum dan semilir angin lembut. Suara kidung pujian para pemangku yang merdu bergabung dengan alunan gamelan, memecah keheningan pagi. Dengan langkah perlahan di bawah gapura berukir indah, pengunjung memasuki kawasan pura yang memikat.
Setiap bagian bangunannya menyimpan kisah kejayaan, seni, dan spiritualitas yang kental. Bale – Bale kuno yang disusun secara harmonis bersama pohon-pohon besar yang rindang menciptakan suasana alami yang menyejukkan.
Arca-arca batu yang terlumuti lumut dan ukiran halus di dinding pura seolah-olah mengisahkan mantra-mantra pelindung yang menjaga tempat ini selama berabad-abad.
Langkah kaki terhenti di tepi kolam yang jernih, mencerminkan dengan sempurna kemegahan pura. Di sini, pemedek seringkali mengirim doa dan menyiram tirta suci, memohon berkah dan kedamaian.
Tidak hanya bagi penganut Hindu, Pura Dalem Balingkang juga menjadi daya tarik bagi penggemar sejarah dan budaya. Tempat ini menyajikan warisan adi Luhung leluhur Bali, dengan perpaduan gaya Bali Kuno.
Hal ini Selaras dengan ungkapan Anik (21) salah satu mahasiswa yang sedang menikmati keindahan Pura dalam Balingkang.
“Iya Betul.. Pura ini begitu menakjubkan, suasana alam yang indah dipadukan dengan prasasti kuno adalah salah satu bentuk healing terbaik bagi saya, awalnya sih saya kesini memang untuk mengamati budaya dan sejarah yang ada di pura ini, biasalah tugas kampus. Tapi karena kebetulan saya memang sangat tertarik dengan sejarah, saya akui sejarah di Pura ini sangat menakjubkan,” Ungkapnya dalam wawancara Sabtu (2/12/2023).
Namun, sebelum mencapai mandala utama, pengunjung harus melewati beberapa anak tangga yang cukup banyak. Tangga-tangga ini terbuat dari batu alam yang menyatu dengan alam sekitar, memberikan pengalaman unik dan panorama indah dari ketinggian.
Pengunjung dapat masuk ke Pura Dalem Balingkang tanpa dipungut biaya masuk. Mereka dapat memulai perjalanan dengan langkah perlahan di bawah gapura yang indah.
Meskipun tidak ada biaya masuk, pengunjung diharapkan untuk berpakaian sopan sebagai tanda penghormatan terhadap tempat suci ini. Pakaian yang sesuai mencakup penutup bahu dan lutut berupa sehelai kain yang biasa di sebut dengan kain kamen.
Karena parkir yang luas serta akses yang cukup bagus, pengunjung dapat menggunakan berbagai jenis transportasi seperti Bus, Mobil, Motor dan masih banyak lainnya.
Di sekitar pura. Pengunjung dapat berfoto dengan latar belakang arsitektur kuno, arca-arca batu, dan pemandangan alam yang memukau.
Selain itu, untuk memberikan pengalaman yang lebih mendalam, di Pura Dalem Balingkang terdapat Jro Mangku atau pemangku adat yang siap menjelaskan sejarah dan makna-makna budaya yang terkandung di dalamnya.
Pengunjung, termasuk yang bukan penganut Hindu, dapat mengajukan pertanyaan dan memperoleh wawasan lebih lanjut tentang kekayaan budaya dan spiritualitas Bali.
Dengan suasana yang tenang dan penuh keberkahan, pengunjung dapat merasakan nuansa spiritual dan keindahan alam sekitar. Apakah melalui persembahyangan, eksplorasi sejarah, atau sekadar menikmati keindahan tempat tersebut, Pura Dalem Balingkang menawarkan pengalaman yang memuaskan bagi semua pengunjung, independen dari latar belakang keagamaan mereka.
Pura ini hidup sebagai pusat kegiatan masyarakat Balingkang. Upacara keagamaan, seperti piodalan, pujawali, dan yadnya, sering diadakan di sini, menjadi ajang perayaan dan juga pengingat akan pentingnya menjaga warisan budaya.
Saat matahari mulai tenggelam, pura bersinar dalam cahaya keemasan, sementara panorama Gunung Batur yang megah semakin menambah kesyahduan.
Sejarah Terbentuknya Pura Dalem Balingkang
Dibalik keindahan Pura Dalem Balingkang terkandung sebuah kisah cinta penuh konflik antara Sri Aji Jayapangus dan Kang Cing We, seorang putri saudagar dari daratan China.
Jro Mangku I Nengah Kadi, dalam wawancaranya (2/12), menjelaskan dengan rinci asal muasal dan peristiwa yang membentuk Pura Dalem Balingkang.
Pada abad ke-12, Maharaja Sri Aji Jayapangus memerintah wilayah sekitar Pura Dalem Balingkang, awalnya ia memimpin didaerah Panarajon atau Pura Puncak Penulisan. Sebagai pemimpin yang bijaksana, Maharaja didampingi oleh permaisuri Dewi Danuh dan dua penasihat utama, Siwa Gandu (aliran Siva) dan Mpu Lim (aliran Budha).
Kisah mencapai puncaknya ketika Maharaja bertemu dengan I Subandar, seorang pedagang dari China, yang memiliki putri cantik bernama Dewi Kang Cing We, murid dari Mpu Lim. Meskipun Maharaja menginginkan Kang Cing We sebagai permaisuri, restu dari Siwa Gandu sulit diperoleh karena perbedaan kepercayaan agama.
Dengan tekad yang kuat, Maharaja berhasil mempersunting Kang Cing We sebagai permaisurinya. Amarah Siwa Gandu memuncak, dan sebagai akibatnya, ia mengutuk Keraton yang ditempati oleh Maharaja. Hujan badai yang dramatis melanda selama 1 Bulan 7 hari, mengakibatkan keraton Maharaja di Panarajon hancur.
Dalam pencarian tempat baru, Maharaja menerima petunjuk ilahi bahwa perjalannya akan berakhir di suatu tempat dan hujan badai akan berhenti. Di sinilah Maharaja diminta untuk membangun kembali keratonnya, dan itulah yang kemudian menjadi Pura Dalem Balingkang.
Nama “Dalem Balingkang” berasal dari “Dalem,” yang merujuk pada tempat tersebut, dan “Balingkang,” yang mencerminkan sejarah kemenangan saat Maharaja memerintah Bali. (ktt/als/red)