Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) Mendukung Generasi Muda melalui Pendidikan Vokasi untuk Mencapai Indonesia Emas 2045

Jakarta, Wartanusa.net – Dalam upaya mencapai visi Indonesia Emas 2045, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) terus berkomitmen mengembangkan potensi dan keahlian generasi muda Indonesia.

Langkah ini bertujuan agar generasi muda memiliki keahlian dan kualitas yang sesuai dengan standar dan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) masa kini dan masa depan. Tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga untuk siap berkompetisi di kancah global.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, mengungkapkan, “Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), populasi pemuda di Indonesia diproyeksikan mencapai 318,96 juta orang, dengan sekitar 69,3% berada pada usia produktif. Oleh karena itu, kami terus berupaya mengajak para pemangku kepentingan pendidikan vokasi, termasuk generasi muda (Gen-Z), untuk terlibat dan berpartisipasi dalam inovasi-inovasi pendidikan vokasi di Indonesia.”

Kiki juga menambahkan bahwa Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memiliki sejumlah inovasi penting. “Di bawah program Merdeka Belajar, kami menyesuaikan kurikulum dengan berkolaborasi bersama industri. Salah satu inovasinya adalah Project Based Learning (PBL), yaitu pembelajaran berbasis proyek. Metode PBL ini dibangun melalui tugas nyata yang relevan dengan industri,” jelas Kiki.

Selain itu, terdapat Teaching Factory (TEFA), yang menghadirkan kurikulum dan pembelajaran vokasi yang menyerupai standar dan prosedur industri. Melalui TEFA, peserta pendidikan vokasi dari SMK hingga Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) mendapatkan pengalaman praktis dengan prosedur dan standar industri, seperti di dunia kerja sebenarnya.

“Untuk memastikan lulusan vokasi relevan dengan kebutuhan industri kreatif, kami juga melakukan transformasi kurikulum dengan mengadopsi model pendidikan vokasi sistem ganda. Model ini memberikan keseimbangan antara pembelajaran di kelas dengan pengalaman langsung di industri, sehingga siswa dibekali keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk sukses di dunia kerja,” tambah Kiki.

Dengan berbagai inovasi ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi optimis bahwa pendidikan vokasi di Indonesia akan terus maju dan berkualitas.

“Kami berharap pendidikan vokasi dapat menjadi solusi bagi generasi muda dalam meningkatkan keahlian SDM mereka dan meraih masa depan yang lebih cerah,” tutup Kiki. (dar/nata/red)