5 Hingga 10 Tahun Ke Depan Beli Ke Warung Sudah Tidak Pakai Uang Tunai
Salah satu peserta dari pedagang bertanya kepada Dendy Kepala Cabang Pembantu Bank BTN Krian yang jadi nara sumber. (foto : yan/wartanusa.net)
SIDOARJO – wartanusa.net
Pedagang kecil menengah mulai sekarang harus belajar untuk berjualan dengan bertransaksi online. Sebab, 5 hingga 10 tahun ke depan pelaku bisnis mulai dari kecil hingga berskala besar bertransaksi menggunakan uang non tunai.
Seiring dengan pesatnya kemajuan zaman di era digitalisasi yang sangat canggih saat ini. Pasar modern saat ini menjadi tuntutan zaman. Pedagang kecil dan menengah harus siap-siap mengikuti zaman ini. Kalau tidak, dipastikan bakal tergusur/kolap oleh keadaan zaman yang diiringi dengan kecanggihan teknologi.
“Diperkirakan 5 sampai 10 tahun kedepan. Anak-anak atau cucu-cucu kita kalau mau beli jajan/kue sudah tidak pakai uang. Tapi cukup membawa hp (handphone),”tegas Ketua IKKAPI Jatim, Agus Susilo saat menjadi nara sumber sosialisasi berdagang di era digitalisasi menjadi pedagang yang profesional yang digelar IPPM (Ikatan Pedagang Pasar Masyarakat) Terung Wetan, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Rabu, (31/5/2023).
Agus Susilo menambahkan bahwa kedepan pembayaran apapun cukup dengan membawa hp. Pola pembayaran yang diprogramkan oleh pemerintah untuk memberikan edukasi dan pembelajaran kepada rakyat terutama UMKM pedagang kecil menengah adalah QRIS. “Lebih detailnya nanti akan dijelaskan Pak Dendy dari Bank BTN Krian. Beliau yang ahlinya. IKKAPI hanya bertugas mendorong bekerjasama dengan IPPM untuk memberikan arahan berdagang di era digital dengan pembayaran non tunai,”jelas Agus Susilo.
Sementara itu nara sumber dari BTN yang merupakan Bank yang ditunjuk oleh pemerintah untuk memberikan fasilitas kepada pedagang UMKM untuk berdagang dengan pembayaran non tunai dengan pola pembayaran QRIS scan barkot. Kepala Cabang Pembantu BTN Krian, Dendy menjelaskan bahwa intinya dalam kegiatan ini. IPPM dan IKKAPI serta BTN hadiri disini ingin memberikan akses. Ingin memberikan pintu masuk. Bagaimana para pedagang tidak ketinggalan zaman.
“Memang benar 5 hingga 10 tahun kedepan, kata Pak Agus Susilo bila kita tidak terbiasa menggunakan HP saat bertransaksi yakni dengan pembayaran QR atau QRIS. Memang menakutkan, karena terancam tutup,”jelas Dendy dihadapan sebanyak 130 lebih peserta yang mengikuti sosialisasi.
Untuk memfasilitasi pedagang, BTN mempersilahkan dimulai dari sekarang diawali dengan membuka buka tabungan ke BTN sebesar Rp 50 ribu. BTN akan membimbing cara menggunakan kode QR atau QRIS melalui Hp bertransaksi dengan BTN.
Dendy juga menjelaskan kepada pedagang yang khawatir ada penipuan atau barang tidak sesuai bila bertransaksi online. Dendy menyarankan agar para pembeli dan pedagang yang hendak kulakan. Memilih terlebih dahulu toko online yang dipercaya. Seperti tokopedia, shopee, bukalapak, LAZ.dan lain sebagainya. Karena kalau toko online dipercaya, biasanya sudah kerjasama dengan pabrik-pabrik produk barang tersebut.
Nara sumber sebelumnya, Pegawai BPJS Tenaga Kerja, Hanny mengedukasi ratusan pedagang yang teegabung IPPM. Bahwa menjadi peserta BPJS Tenaga Kerja itu sangat penting dan bermanfaat. Terutama bagi pekerja mandiri seperti para pedagang.
Manfaat ikut BPJS Tenaga Kerja melindungi pedagang atau pekerja dari profesi apapun dari kecelakaan dan meninggal dunia saat bekerja. Biaya berobat di Rumah Sakit akan ditanggung oleh BPJS Tenaga Kerja. Bila meninggal dunia akan diberi santunan BPJS Tenaga Kerja sebesar Rp 42 juta.
“Per bulan bapak ibu cukup membayar iuran Rp 16.800. Meskipun baru daftar BPJS 1 bulan, tiba-tiba ada musibah. Kecelakaan atau meninggal. Maka akan di cover BPJS Tenaga Kerja. Contoh warga sini namanya Pak Yanuar. Pak Yanuar baru ikut BPJS 4 bulan. Kena musibah meninggal, BPJS memberikan santunan Rp 42 juta. Lah inilah yang diberikan BPJS Tenaga Kerja dalam melindungi pedagang dan masyarakat Indonesia untuk bisa dipakai modal usaha bagi anak dan warisnya,”jelas Hanny.
Disela-sela sebelum dan saat acara, Wakil Ketua IPPM, Moh. Mujiono mengatakan peserta sosialisasi membeludak. Pedagang antusias untuk mendaftar menjadi peserta sosialisasi.(yan)