10 Tahun Berhenti, Sensus Pertanian Kembali di Laksanakan. Bupati Ikfina : Waktu yang Sangat Panjang, Butuh Data Baru untuk Susun Kebijakan
Mojokerto, wartanusa.net
Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati turut laksanakan kegiatan Sensus Pertanian 2023 di Kabupaten Mojokerto. Setelah 10 tahun berhenti, Sensus Pertanian ini digaungkan kembali oleh Presiden RI Joko Widodo pada (15/5/2023) lalu. Kegiatan diikuti seluruh desa Kabupaten Mojokerto dengan mengangkat tema ‘Mencatat Pertanian Indonesia untuk Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani’ yang digelar di Ballroom Hotel Aston Mojokerto pada, Rabu (31/05/2023).
Ikfina menyampaikan, kegiatan Sensus Pertanian ini sebelumnya dilaksanakan pada 10 tahun lalu. Dalam jangka waktu ini, pastinya ada perubahan di bidang pertanian.
“10 tahun adalah waktu yang sangat panjang dan memungkinkan ada perubahan yang terjadi di wilayah kita masing-masing,” katanya.
Ia juga menjelaskan, sensus pertanian meliputi tujuh sub bidang diantaranya hortikultura, peternakan, kehutanan dan lainnya sebagainya, dan outputnya akan menjadi data valid untuk bekal membuat suatu kebijakan.
“Kita butuh data, data ini akan menjadi dasar untuk kita menyusun kebijakan. Melalui sensus ini kita menjadi tahu tingkat produksi Kabupaten Mojokerto ini apa saja dan dimana saja. Sehingga kita akan dapatkan data yang akurat,” tuturya.
Ikfina berharap, pelaksanaan Sensus Pertanian 2023 di Kabupaten Mojokerto dapat berjalan dengan lancar.
“Mari kita sama-sama berkomitmen, agar sensus ini berjalan dengan lancar, sehingga kita memiliki data terbaru yang akurat,” pungkasnya.
Untuk diketahui, dilansir dari bps.go.id bahwa Sensus Pertanian merupakan sensus yang bertujuan untuk: 1. Mendapatkan data statistik pertanian yang lengkap dan akurat supaya diperoleh gambaran yang jelas tentang struktur pertanian di Indonesia; 2. Mendapatkan kerangka sampel yang dapat dijadikan landasan pengambilan sampel untuk survei-survei pertanian rutin; dan 3. Memperoleh informasi tentang populasi rumah tangga pertanian, rumah tangga petani gurem, luas tanam tanaman pangan, jumlah pohon dan ternak, distribusi penguasaan lahan menurut golongan luas, dan sebagainya.
Dengan demikian, hasil sensus pertanian juga dapat digunakan sebagai data dasar untuk memperbaiki perkiraan produksi tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan, termasuk juga populasi pohon atau ternak yang diperoleh dari survei-survei pertanian rutin.
Presiden juga menekankan saat sambutan pada kegiatan ‘Pencanangan Pelaksanaan Sensus Pertanian 2023’ yang disiarkan secara daring melalui kanal youtube Sekretariat Presiden bahwa pentingnya dilaksanakan kembali Sensus Pertanian, hal ini guna pembaharuan data dalam mendukung kebijakan pemerintah di sektor pertanian, seperti alokasi pupuk bersubsidi.
“Kalau sudah kita putuskan pupuk subsidi, katakanlah sembilan juta ton, itu kan dari data memutuskan itu. Tapi di lapangan banyak yang petani berteriak, ‘Pak, pupuk enggak ada.’ Mungkin suplainya kurang, mungkin distribusinya yang enggak betul. Tapi kalau datanya akurat, gampang sekali,” ucapnya.
Selain itu, Presiden juga menyatakan bahwa pertanian merupakan sektor yang sangat rawan karena ancaman krisis pangan global. Presiden menyebutkan sebanyak sekitar 345 juta orang di dunia saat ini terancam kekurangan pangan akibat perubahan iklim dan perang.
“Sektor ini memegang peran yang sangat penting ke depan, peran yang sangat strategis ke depan. Dan, ini juga menyediakan lapangan kerja, 40 juta orang hidup di sektor ini, ini sudah 29 persen dari total angkatan kerja, banyak sekali,” ungkapnya. (als/red)